Khamis, 8 Januari 2009

Sekadar teringat kalimat Kahlil Gibran

Tags

Seandainya orang-orang di Tel Aviv mengenal Kahlil Gibran, mereka tidak akan memusnahkan cinta. Seandainya orang-orang di balik runtuhan bangunan di Gaza mempunyai masa untuk berpuisi, mungkin bara dendam, kebencian , kemarahan dapat diredam dan dikurangkan buat seketika.

Kahlil Gibran, penyair yang dilahirkan di Lubnan pada 1833, menulis puisi yang penuh dengan kata-kata yang menyejukkan. Puisinya penuh untaian cinta, yang berbicara tentang kehidupan manusia. Kalimat-kalimat yang penuh muatan spiritual dan penuh pesan kemanusiaan untuk tidak saling bermusuhan.

Roket dan bom jelas tak dapat memusnahkan kebencian dan dendam, dan Palestin yang berdarah dan yang luka sejak berpuluh-puluh tahun lamanya, anak-anak yang menderita dan cedera hatinya dan ibu-ibu tua yang berlari di tengah hunjaman peluru dan pemuda-pemuda yang memanggul senjata dan kita yang kehilangan jiwa, hanya berani menatapnya di kaca tv.

Saya teringat Kahlil Gibran.Beliau tidak pernah kehabisan kata untuk mengungkapkan rasa cinta.Kahlil tak dapat dipisahkan dengan cinta, cinta sesama manusia, kasih sesama manusia dan Gibran berpuisi.

"Sekarang cinta telah menjadi sebuah lingkaran cahaya yang awalnya adalah akhirnya, dan akhirnya adalah awalnya. Lingkaran cinta itu mengelilingi setiap makhluk dan meluas dengan perlahan dan memeluk semua yang hidup"-Kahlil Gibran-Dewi Khayalan-Bentang Budaya Yogyakarta-Mei 1999.

Apakah `lingkaran cahaya cinta yang mengelilingi setiap makhluk dan meluas dengan perlahan dan memeluk semua yang hidup,' seperti yang dikatakan Kahlil Gibran itu, terpadam dalam kegelapan dan kehitaman hati manusia sebalik-baik tiba di PBB? Apakah lingkaran cahaya cinta kini menemui akhirannya?