Rabu, 4 Mei 2011

Ketika terkenang kata-kata AR Fakhruddin

Tags

"Saudara-saudara bisa berdoa lima kali sehari, namun kalau akhlakmu tetap buruk, tidak ada gunanya.Saudara-saudara bisa berdoa dengan teratur tetapi bilamana saudara tetap rakus,kikir, tidak mempunyai rasa prihatin terhadap orang miskin dan berkekurangan, maka doamu tidak akan diterima oleh Allah."

Sekonyong-konyong teringatlah saya kata-kata yang pernah dilontarkan oleh AR Fakhruddin, salah seorang tokoh pimpinan Muhammadiyah yang terkenal pada awal tahun 70-an sebagaimana yang dikutip oleh Dr.Mitsou Nakamura dalam satu artikelnya yang ditulis dalam majalah Prisma Ogos 1980.

"Saudara tidak akan masuk surga akan tetapi neraka.
Saudara bisa memyelesaikan tugas puasa.Namun bilamana saudara tetap berbicara buruk tentang orang lain, tetap berdusta, bohong atau menipu orang-orang lain, masih berlaku sombong,tidak ada gunanya berpuasa.Puasamu tidak akan diakui Allah.

Nabi berkata:Saya diutus kepada kamu untuk memperbaiki akhlakmu.Kerana itu,mari kita melakukan doa,puasa,naik haji,membayar sedekah, dan di atas segala-galanya itu, mari kita memperbaiki akhlak, budi pekerti kita.

Sudah berakhlakkah kita? Kamus Dewan mengertikan akhlak sebagai budi pekerti, kelakuan, tabiat. Bila disebut kehidupan yang berakhlak ertinya kehidupan yang mempunyai akhlak.

Akhlak boleh dimiliki, meskipun dalam dunia sekarang, tatkala kita mempersoalkan akhlak orang lain, tatkala kita sibuk memperkatakan soal akhlak orang lain, tatkala kita mengulas mutu akhlak orang lain, tatkala kita mengatakan orang lain tidak berakhlak, apakah kita telah memperbaiki akhlak kita?

Saudara-saudara bisa berdoa lima kali sehari, kata AR Fakhruddin di tahun 1971.Namun, katanya kalau akhlakmu tetap buruk tetap tak akan ada gunanya.

Kita boleh berdoa dengan teratur, meminta segala sesuatu untuk diperkenankan dan dimakbulkan Allah. Tetapi kalau kita tetap rakus, tamak, membiarkan orang-orang miskin, menderita dan melarat, doa kita, menurut AR Fakhruddin tetap tidak diterima Allah.

Begitu juga kalau kita menunaikan ibadah puasa, tetapi pada masa yang sama,kita masih tetap berdusta, berbicara sesuatu yang tidak baik tentang orang lain,apatahlagi kalau kita tidak pasti mengenainya,sombong terhadap orang lain, maka puasa kita tidak ada gunanya.

Kerana itu, nabi diutus untuk memperbaiki akhlak umatnya.Apakah yang dikatakan akhlak? Kepada seorang Ustaz, saya menanyakan makna akhlak itu kerana saya kurang mengerti mengenai maknanya kerana saya tidak boleh berbahasa Arab.

Dalam bahasa Arab, katanya, Akhlak adalah bentuk plural daripada perkataan Al-khuluq. Antara makna akhlak ialah almuruah yakni berperikemanusiaan. Seorang yang berakhlak pastilah berperikemanusiaan. Akhlak juga maknanya al a'da yakni beradat, ertinya seorang yang berakhklak itu seorang yang baik, yang beradat dan tidak merosak tatanan masyarakat dan ketiga as sajiyyah ertinya tabiat atau kelakuan. Akhlak maknanya kelakuan yang baik. Akhlak boleh juga bermakna kita sentiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, kita sendiri rendah hati, kita sentiasa ikhlas, kita sentiasa bersabar dan mempunyai kesabaran yang tinggi.

Sambil merenung dan bertanya kepada diri sendiri, apakah saya telah memperbaiki akhlak sebagaimana yang diperintahkan Nabi, tidak putusputusnya saya menyesali diri.
Kalau akhlakmu tetap buruk, saudara-saudara, masih suka membicarakan keaiban dan keburukan orang lain, masih suka berbohong dan berdusta dan sebagainya, barangkali ada baiknya kita mengenang AR Fakhruddin.