Ahad, 30 Disember 2018

MENIKMATI SUASANA PUISI DI BANJARMASIN

Tags

MENIKMATI SUASANA PUISI DI BANJARMASIN
-Catatan ketika menghadiri Hari Puisi Indonesia Internasional Banjarmasin

PENDAFTARAN  peserta Hari Puisi Indonesia Internasional Banjarmasin 2018 diadakan di Rumah Anno selepas solat Jumaat. Masih ada waktu lagi. Selepas balik dari Pasar Terapung Lok Baintan lalu kemudian singgah makan di Rumah Makan Nasi Kuning Bang Rahmat diajak oleh Mas Eko Wahyudi, saya minta dihantar ke Hotel Amaris, Jalan Ahmad Yani.
Saya sempat menyiapkan beberapa tulisan untuk dikirim melalui emel ke Kota Kinabalu. Menjelang tengahari, saya sudah bersiap mendaftar keluar dari hotel. Kira-kira jam 2.00 petang,Pak Zulfaisal menelefon tetapi saya beritahu saya akan naik Grab saja ke Rumah Anno.

Dari Jalan Ahmad Yani ke Jalan Siring Menara Pandang, caj yang dikenakan Grab hanya Rp29,000 atau setara RM7.54. Pemandunya bernama Noor Rahman. Pemuda Banjar yang baik. Jalanan di Kota Banjarmasin itu tidaklah sesak seperti Jakarta, walaupun Kota Banjarmasin adalah kota dengan penduduk terpadat di seluruh Kalimantan.

Rumah Anno adalah sebuah rumah tradisional yang didirikan sejak tahun 1925. Ia terletak di Jalan Kapten Pierre Tandean. Rumah ini memiliki ciri khas pada bentuk binaannya termasuk tipologi bangunan rumah Banjar jenis Palimasan dua tingkat yang kini semakin jarang ditemui di Kota Banjarmasin.

Selepas mendaftar sebagai peserta, saya diberitahu, peserta luar negara ditempatkan di Hotel Cahaya, juga di Jalan Kapten Pierre Tandean. Kerana tempatnya tidak jauh, saya mengheret beg ke sana menyusuri jalan yang dinamakan sempena nama seorang pahlawan nasional Indonesia yang menjadi salah seorang korban Gerakan 30 September dan dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata.

Saya sempat menikmati kopi di Kedai Coffee Toffee yang terletak di sisi hotel. Saya memilih tempat itu kerana talian internetnya lebih laju. Idea mengalir dengan lancar sambil sesekali menghirup kopi. Sempat juga saya memesan goreng pisang tetapi hampir tidak sempat menghabiskannya kerana bas membawa kami ke Warung Batang Banyu, dimana pak Walikota sudah sedia menunggu seperti yang saya ceritakan sebelum ini.

Pada malamnya, diadakan sesi ramah tamah. Selepas ucapan Pak Zulfaisal Putra selaku penganjur, Pak Ikhsan Alhaque yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin mewakili  Walikota H Ibnu Sina merasmikan acara itu.
Kemudian persembahan Madihin oleh Pak Anang Syahrani membuat peserta terpesona dengan kebolehannya menyampaikan Madihin, seni berpantun masyarakat banjarmasin yang diucapkan secara lisan dan spontan.
Kemudian Pak Zulfaisal memperkenalkan peserta Hari Puisi Indonesia Internasional (HPI) Banjarmasin 2018.

 Penulis dan penyair dari luar negara yang hadir ialah Datuk Dr Mohd Nashuha Jamidin (Malaysia), Ony Latifah Osman (Malaysia), Abd.Naddin Haji Shaiddin (Malaysia), Rohani Din (Singapura),Que Thi Nguyen (Vietnam),  Anissa Taouil Hassouna (Maghribi), Chantal Tropea (Itali)  Dr Jefri Arif, Mohammad Shahrin Haji Metussin, Awangku Noor Sham Pengiran Hidop (Negara Brunei Darussalam).
Beliau juga mengalu-alukan kehadiran  KH Zawawi Imron dari Surabaya, Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri (Jakarta), Kartini Ayu (Lumajang), Pilo Poly (Aceh), Ade Novi (Jawa Barat), Rini Intama (Banten) P Nuraeni (Jakarta) Andaru Ratnasari (Surabaya) Tara Noesantara (Surabaya), Zham Sastra (Banten), Siamir Marulafau (Medan)  dan artis Olivia Zalianty, artis serba boleh, atlit Wushu menjadikan acara Hari Puisi itu sangat  menarik.
Selain itu, wakil  penyair dari kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan juga diperkenalkan kepada hadirin.Dari Kota Banjarmasin sendiri, penyair yang hadir ialah Arsyad Indradi, Iberamsyah Barbary, Amandit,Yuliana Nasri, Andi Jamaluddin dan lain-lain.
Malam ramah tamah itu juga diserikan dengan persembahan musikalisasi puisi oleh seniman dan anak-anak sanggar di Kalimantan Selatan.
Program Hari Puisi Indonesia Internasional (HPI) Banjarmasin 2018 yang diadakan sempena ulang tahun Kota Banjarmasin ke 492 itu berjaya menempatkan Banjarmasin sebagai salah satu kota puisi dalam perkembangan seni sastera di Indonesia. Kesungguhan  Pemerintah Kota Banjarmasin melaksanakan Hari Puisi itu layak diberikan pujian. Kehadiran penyair dari dalam dan luar negara juga menjadikan Banjarmasin salah satu kota terpenting dalam usaha memartabatkan puisi sebagai Alat Pemersatu dan Toleransi.