Sidang itu diadakan pada bulan Ramadan yang baru lalu. Jadi kami dapat menikmati bulan puasa di Kundasang, berbuka puasa di restoran di kaki bukit dan bersahur jam 3.00 pagi, dalam suasana yang dingin lagi sunyi.
Pemilihan tempat itu, walaupun jauh, tapi memungkinkan kami menyiapkan kerja dalam suasana yang santai.
Setiap awal pagi, kami sengaja bangun awal untuk melihat puncak gunung Kinabalu dari Sinisian. Hari berikutnya kami melihat gunung Kinabalu yang diselimuti awan. Kemudian kami melihat gunung tertinggi di Asia Tenggara itu, tanpa awan sama sekali.
Senja kami mengambil gambar dengan dilatari pemandangan yang cantik. Sinisian, memang sebuah kampung yang indah dan terserlah budi bahasa di kalangan masyarakatnya.
Sinisian yang kami tinggalkan, mencatatkan banyak kenangan.
2 ulasan:
teruskan perjuangan mu abang nad!!
tk pena alam. semua orang, harus berjuang untuk memulihara bahasa ibunda mereka.
Catat Ulasan